Kesadaran Akan Melahirkan Ketaatan

  • 01-11-2023
  • 08:22 WITA
  • Drs. Thamrin Tayeb, M.Si.
  • Opini

Bismillahirrahmanirrahiim.

Manusia sering kali alpa terhadap kesadaran dirinya, yang terkait dengan kekuasaan Tuhan yang absolut.

Manusia kurang menyadari, bahwa manusia memiliki keterbatasan tentang daya, tenaga, pemikiran, ingatan, dan kesadaran, termasuk kesadaran yang berkaitan dengan Tuhannya.

Kesadaran terhadap kekuasaan Tuhan inilah, yang sering kali sangat lemah, yang menyebabkan manusia, terlalu mengandalkan dirinya sebagai individu, dan sebagai komunitas, serta rasa memiliki ilmu pengetahuan, sebagai alat/bahan yang dapat memecahkan permasalahan hidupnya.

Satu di antaranya sekian banyak pernyataan Tuhan tentang diri-Nya, yaitu Allah swt. menyatakan tentang diri-Nya di dalam QS. al-Ikhlas, bahwa Katakanlah, Allah itu Esa, Allah tempat (nya) bergantung ( seluruh makhluknya, baik kebutuhan fisik, maupun psikis manusia), .... dan tak satu pun yang setara dengan-Nya (kekuasaan-Nya).

Pernyataan Tuhan tersebut di atas, menunjukkan bahwa yang namanya Tuhan itu, tunggal adalah bermakna tidak ada duanya.

Karena Tuhan itu tunggal, maka memiliki kekuasaan yang tak terbatas terhadap makhluk-Nya (ciptaan-Nya). 

Kemudian, karena Tuhan itu adalah memiliki kekuasaan yang tak terbatas, maka seluruh Ciptaannya, akan menggantungkan seluruh kebutuhan hidupnya (fisik dan psikis) kepada Penciptanya.

Sehingga wajarlah, kalau Tuhan mengakhiri  pernyataan-Nya di dalam surah tersebut, dengan mengatakan "tidak ada sesuatu yang setara dengan-Nya"(dalam hal apa saja).

Manusia pada tataran mengetahui tentang hal tersebut di atas, hampir seluruh yang pernah belajar "Iqra", pastilah tahu dan menghafalkan surah tersebut, karena menjadi kewajiban bagi peserta "iqra".

Tetapi apakah semua yang menghafalkannya, telah menstimulus dirinya untuk dapat menyadari makna dari surah tersebut?

Khususnya, yang terkait dengan kekuasaan absolut Tuhan, terhadap seluruh makhluknya, tak terkecuali kepada manusia sebagai khalifah Tuhan di pelataran bumi?


Semoga manfaat,

NB:
1. Penulis adalah dosen tetap Prodi Pendidikan Matematika FTK UIN Alauddin

2. Tulisan dicopy dari WAG Fakultas Tarbiyah dan Keguruan